Pasta cokelat atau cocoa
liquor dibuat dari biji kakao kering melalui beberapa tahapan proses untuk
mengubah biji kakao yang semula padat menjadi semi cair atau cair. Bila pasta
cokelat diproses lebih lanjut, maka akan menghasilkan lemak (cocoa butter) dan bubuk cokelat (cocoa powder).
Tahapan
proses pengolahan biji kakao menjadi produk sekundernya (pasta, lemak dan bubuk
cokelat) secara umum meliputi proses pembersihan, penyangraian, penghalusan,
dan pengempaan.
Diagram alir pembuatan cocoa liquor, cocoa butter dan cocoa powder |
Pasta Cokelat (Cocoa liquor)
Pecahan-pecahan inti biji hasil penyangraian didinginkan kemudian
dihaluskan. Selama proses penghalusan, suhu pasta dikontrol sedemikian rupa
sehingga proses penghalusan lanjut fasa cair tidak berlangsung.
Bubuk Cokelat (Cocoa powder)
Bungkil inti biji hasil pengempaana dihaluskan dengan alat
penghalus (breaker). Untuk memperoleh
ukuran fraksi yang seragam, setelah penghalusan dilakukan pengayakan. Biji
kakao relatif sulit untuk dihaluskan karena pengaruh kadar lemaknya. Lemak yang
tersisa dalam bubuk akan meleleh saat dihaluskan karena gesekan. Jika suhu
penghalusan dibawah 340C, fraksi gliserida di dalam lemak kakao
menjadi tidak stabil dan dapat menyebabkan bubuk kakao menggumpal kembali
membentuk bongkahan.
Lemak Kakao (Cocoa Butter)
Lemak kakao merupakan lemak nabati alami yang mempunyai
sifat unik, yaitu cair pada suhu dibawah titik bekunya. Oleh karena itu, pabrik
makan cokelat menggunakan tempering khusus
dengan mengubah struktur kristal lemak kakao sedemikian rupa sehingga lemak
kakao tetap padat meskipun telah mencapai titik lelehnya, yaitu 34-350C.
Lemak kakao memiliki warna putih kekuningan dan beraroma
khas cokelat. Lemak ini mempunyai sifat rapuh (brittle) pada suhu 250C dan tidak larut dalam air, namn
sedikit larut dalam alkohol dingin. Lemak kakao larut sempurna dalam alkohol
murni panas dan sangat mudah larut dalam kloroform, benzen, dan petroleum eter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar