Kolin
merupakan senyawa yang secara alami terdapat dalam tubuh manusia dan hewan.
Komponen ini terdapat dalam berbagai membran sel-sel tubuh dalam bentuk
fosfolipid, seperti phosphatidylcholine dan
sphingomyelin. Bentuk lainnya dalam
tubuh dengan konsentrasi yang lebih kecil, antara lain dalam bentuk
acetylcholine, platelet activating factor, choline palsmalogens,
lysophosphatidylcholine, phosphocholine, glycerophosphocholine dan betaine.
Kolin
memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain dalam metabolisme dan transportasi
lemak dan kolestrol, transmisi sinyal yang dikirim oleh kabel syaraf dan sinyal
antar membran sel sehingga kolin ditentukan sebagai zat gizi yang esensial.
Kekurangan kolin dapat menyebabkan perlemakan hati, karena kolin diperlukan untuk
membentuk phophatidylcholine, yaitu suatu bentuk fosfolipid.
Tidak
hanya itu, kolin juga berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Kolin dari makanan selama masa kritis perkembangan otak mempengaruhi laju
pembentukan sel-sel syaraf di pusat memori dari otak. Kolin dalam bentuk
acetylcholine adalah neurotransmitter atau bentuk sinyal yang dikirimkan oleh
kabel syaraf untuk mengirim pesan dan menstimulir kontraksi otot. Acetylcholine
dibentuk dari choline dan acetyl-CoA oleh sel-sel syaraf tertentu.
Acetylcholine ikut berperan dalam plastisitas sinapse utamanya dalam
pembelajaran dan memori. Kolin diperlukan sebagai komponen membran kabel
syaraf, yaitu sphingomyelin.
Kolin
dalam bentuk betain merupakan senyawa pemberi gugus methyl (metil donor) yang
sangat diperlukan untuk pembentukan asam amino esensial metionin ataupun
diperlukan pada aras gen untuk berbagai proses metilasi. Proses metilasi dapat
mempengaruhi status kesehatan dan kerentanan terhadap berbagai penyakit degeneratif
di masa dewasa dan tua. Dari berbagai penjelasan bentuk kolin yang ada dalam
tubuh serta sifat fungsionalnya dalam tubuh tersebut, maka kolin sangat
diperlukan oleh janin dan bayi yang tumbuh dengan sangat cepat. Dengan
demikian, otomatis ibu-ibu yang sedang hamil sangat membutuhkannya karena
sejumlah besar kolin ditransfer oleh ibu ke janin melalui plasenta. Bila ibu
yang sedang hamil kekurangan kolin dalam makanannya, maka cadangan kolin yang
terdapat dalam tubuh ibu hamil tersebut akan diambil dan tentunya si ibu hamil
pun menjadi kekurangan kolin. Demikian pula saat menyusui, kandungan kolin
darah meningkat untuk memberi suplai yang cukup untuk pembentukan air susu yang
diproduksi untuk bayi.
Sumber
Kolin
Sumber pangan yang secara alami mengandung kolin tertinggi
adalah telur, diikuti oleh susu dan daging. Knadungan kolin yang terkandung di
dalam bahan pangan seperti telur, susu dan daging dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel kandungan kolin dan betain pada berbagai bahan pangan (USDA, 2009)
Bahan Pangan
|
Kandungan Kolin per 100 g bahan
|
Kandungan Betain per 100 g bahan
|
Putih telur
segar
|
1,1
mg
|
0,3
mg
|
Kuning
telur segar
|
682,3 mg
|
0,9 mg
|
Susu segar
|
14,3
mg
|
0,6
mg
|
Daging
sirloin segar tanpa lemak
|
86,2 mg
|
12,7 mg
|
Selain
terdapat pada bahan pangan di atas, kolin juga terdapat dalam hati, kacang-kacangan,
ikan, ragi, kedelai, kacang hijau, dan polong-polongan serta sayuran. Berbagai produk pangan jadi, seperti
susu kemungkinan perlu menambahkan sediaan sumber kolin yang tersedia di
pasaran agar jumlahnya mencukupi kebutuhan sesuai konsumen yang dituju. Sediaan
sumber kolin sebagai ingridien pangan antara lain choline bitartrate, choline
chloride, choline citrate, citicoline, cytidine 5-diphosphocholine
(CDP-choline), intrachol, dan lecithin.
Sumber : Majalah
FoodReview, vol V. No.9, September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar