Poly b
(1,4)-N-asetil-D-glukosamin atau yang lebih dikenal dengan nama khitin
merupakan salah satu biopolimer polisakarida yang tersedia sangat banyak di
alam. khitin merupakan bahan
alami yang tahan air yang diperoleh dari hewat berkulit keras seperti ketam,
udang, bermacam kutu busuk, dan dinding sel jamur.
Sumber-sumber
khitin di alam
- Fungi 5-20%
- Worms 20-38%
- Squids/Octopus 3-20%
- Scorpions 30%
- Spiders 38%
- Cockroaches 35%
- Water Beetle 37%
- Shrimps 40%
- Silk Worm 44%
- Hermit Crab 69%
- Edible Crab 70%
Gambar 1. Struktur kimia khitin
(Knorr, 1988)
|
Karakteristik Khitin (Muzzarelli ,
1986)
• Berbentuk
kristal putih
• Tidak larut dalam air, tidak larut dalam asam
organik, basa pekat dan pelarut organik lainnya
• Khitin larut dalam asam pekat, seperti asam sulfat, asam nitrit, asam
fosfat, dan asam formiat anhidrida
Jenis-Jenis
Khitin (Rudall, 1969)
• a-khitin : Kristal polimorf dengan susunan rantai molekul yang
tidak sejajar dengan ikatan sangat kuat.
• b-khitin : rantai
molekulnya tersusun sejajar.
• g-khitin : Disusun oleh
tiga buah rantai molekul yang terdiri dari dua rantai molekul yang terdiri dari
dua rantai sejajar dan satu rantai tidak sejajar.
Proses Pembuatan Khitin dari Kulit Udang (Bastaman, 1989)
Gambar 2. Diagram alir pembuatan khitin dari kulit udang |
Manfaat Khitin
- Sebagai bioaktivitas atau surfaktan
- Dapat memacu pertumbuhan bakteri penghasil laktase yang biasa hidup di dalam organ pencernaan bayi (Austin et al., 1981)
- Sebagai sumber zat makanan khitin dapat menurunkan kadar kolesterol (Knorr, 1984)
- Dapat dimanfaatkan untuk menangani cemaran logam beracun dan zat pewarna tekstil yang terakumulasi dalam perairan
- Berpotensi sebagai bahan antibiotika dan benang operasi yang aman (Austin et al., 1981)
- Dapat menyerap bahan berprotein yang terdapat dalam air limbah industri pengolahan pangan (Bough, 1975)
Kandungan Khitin dari Berbagai Macam Sumber
No
|
Jenis
|
Kandungan
Khitin (%)
|
1
|
Golongan Crustaceae
|
|
Kepiting biru
|
14a
|
|
Kepiting merah
|
1,3-1,8b
|
|
Lobster Nephros
|
69,8c
|
|
Lobster Nomarus
|
60,8-77,0c
|
|
Udang
|
69,1c
|
|
2
|
Golongan Insecta
|
|
Lipas
|
35c
|
|
Kumbang
|
27-35c
|
|
Belalang
|
20c
|
|
Ulat sutra
|
33,7c
|
|
3
|
Golongan Molusca
|
|
Clam shell
|
6,1
|
|
Kulit kerang
|
3,6
|
|
Rangka dalam cumi-cumi
|
41
|
|
4
|
Golongan Mikroorganisme
|
|
Aspergillus niger
|
42d
|
|
Penicillium notatum
|
18,5d
|
|
Penicillium chrysogenum
|
20,1d
|
|
Saccharomyces cerevisiae
|
2,9d
|
Keterangan
:
a =
berdasar berat basah
b =
berdasar berat kering
c =
berdasar berat bahan organik pada kulit luar
d =
berdasar berat kering dari dinding sel
Sumber : Naczk dan Shiroshi (1981)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar