November 11, 2012

Kolin : Ingridien Pendukung Kecerdasan


Kolin merupakan senyawa yang secara alami terdapat dalam tubuh manusia dan hewan. Komponen ini terdapat dalam berbagai membran sel-sel tubuh dalam bentuk fosfolipid, seperti phosphatidylcholine dan sphingomyelin. Bentuk lainnya dalam tubuh dengan konsentrasi yang lebih kecil, antara lain dalam bentuk acetylcholine, platelet activating factor, choline palsmalogens, lysophosphatidylcholine, phosphocholine, glycerophosphocholine dan betaine.
Kolin memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain dalam metabolisme dan transportasi lemak dan kolestrol, transmisi sinyal yang dikirim oleh kabel syaraf dan sinyal antar membran sel sehingga kolin ditentukan sebagai zat gizi yang esensial. Kekurangan kolin dapat menyebabkan perlemakan hati, karena kolin diperlukan untuk membentuk phophatidylcholine, yaitu suatu bentuk fosfolipid.
Tidak hanya itu, kolin juga berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Kolin dari makanan selama masa kritis perkembangan otak mempengaruhi laju pembentukan sel-sel syaraf di pusat memori dari otak. Kolin dalam bentuk acetylcholine adalah neurotransmitter atau bentuk sinyal yang dikirimkan oleh kabel syaraf untuk mengirim pesan dan menstimulir kontraksi otot. Acetylcholine dibentuk dari choline dan acetyl-CoA oleh sel-sel syaraf tertentu. Acetylcholine ikut berperan dalam plastisitas sinapse utamanya dalam pembelajaran dan memori. Kolin diperlukan sebagai komponen membran kabel syaraf, yaitu sphingomyelin.
Kolin dalam bentuk betain merupakan senyawa pemberi gugus methyl (metil donor) yang sangat diperlukan untuk pembentukan asam amino esensial metionin ataupun diperlukan pada aras gen untuk berbagai proses metilasi. Proses metilasi dapat mempengaruhi status kesehatan dan kerentanan terhadap berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa dan tua. Dari berbagai penjelasan bentuk kolin yang ada dalam tubuh serta sifat fungsionalnya dalam tubuh tersebut, maka kolin sangat diperlukan oleh janin dan bayi yang tumbuh dengan sangat cepat. Dengan demikian, otomatis ibu-ibu yang sedang hamil sangat membutuhkannya karena sejumlah besar kolin ditransfer oleh ibu ke janin melalui plasenta. Bila ibu yang sedang hamil kekurangan kolin dalam makanannya, maka cadangan kolin yang terdapat dalam tubuh ibu hamil tersebut akan diambil dan tentunya si ibu hamil pun menjadi kekurangan kolin. Demikian pula saat menyusui, kandungan kolin darah meningkat untuk memberi suplai yang cukup untuk pembentukan air susu yang diproduksi untuk bayi.
Sumber Kolin
          Sumber pangan yang secara alami mengandung kolin tertinggi adalah telur, diikuti oleh susu dan daging. Knadungan kolin yang terkandung di dalam bahan pangan seperti telur, susu dan daging dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel kandungan kolin dan betain pada berbagai bahan pangan (USDA, 2009)

Bahan Pangan
Kandungan Kolin per 100 g bahan
Kandungan Betain per 100 g bahan
Putih telur segar
1,1 mg
0,3 mg
Kuning telur segar
682,3 mg
0,9 mg
Susu segar
14,3 mg
0,6 mg
Daging sirloin segar tanpa lemak
86,2 mg
12,7 mg

Selain terdapat pada bahan pangan di atas, kolin juga terdapat dalam hati, kacang-kacangan, ikan, ragi, kedelai, kacang hijau, dan polong-polongan serta  sayuran. Berbagai produk pangan jadi, seperti susu kemungkinan perlu menambahkan sediaan sumber kolin yang tersedia di pasaran agar jumlahnya mencukupi kebutuhan sesuai konsumen yang dituju. Sediaan sumber kolin sebagai ingridien pangan antara lain choline bitartrate, choline chloride, choline citrate, citicoline, cytidine 5-diphosphocholine (CDP-choline), intrachol, dan lecithin.

Sumber : Majalah FoodReview, vol V. No.9, September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar