Maret 29, 2013

Macam-Macam Proses Pemurnian Pada Minyak Atsiri


Proses pemurnian minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu secara fisika dan kimia.
A. Proses Fisika
Salah satu pemurnian dengan proses fisika adalah metode redestilasi dan distilasi fraksinasi. Prinsip kerja metode redestilasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran tersebut didestilasi. Minyak yang dihasilkan akan terlihat jauh lebih jernih. Salah satu penelitian memperlihatkan hasil penyulingan ulang pada minyak nilam dengan metode redestilasi, ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) minyak dari 4% menjadi 83,4% dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya sehingga komponen kimia yang terpisah sesuai dengan golongannya.
B.  Proses Kimia
1.     Adsorbsi
Adsorbsi adalah proses difusi suatu komponen pada suatu permukaan atau antar partikel. Dalam absorbsi terjadi proses pengikatan oleh permukaan adsorben padatan atau cairan terhadap adsorbat atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul lainnya. Untuk proses tersebut, bisa digunakan adsorben, baik yang bersifat polar (silika, alumina dan tanah diatomae) ataupun non-polar (arang aktif).  Secara umum, metode adsorbsi ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan metode pemucatan dan penarikan air.
Gambar 1. Diagram alir pemurnian minyak atsiri dengan adsorben

·        Pemucatan
Proses pemucatan pada minyak atsiri bertujuan untuk menghasilkan warna minyak yang lebih baik (lebih cerah) dengan cara menggunakan adsorben untuk menyerap warna. Daya penyerapan adsorben terhadap warna dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bobot jenis, ukuran partikel dan pH adsorben. Semakin rendah bobot jenis adsorben, maka semakin efektif penyerapan terhadap warna. Sedangkan untuk ukuran partikel dan pH, sebaiknya ukuran partikelnya halus dan pH adsorben mendekati netral.
·        Proses Penarikan Air
Penarikan air bertujuan untuk mengambil sejumlah air yang terkandung dalam minyak atsiri agar mutunya dapat meningkat. Adanya kandungan air dalam minyak atsiri akan memperbesar risiko terjadinya proses hidrolisis pada minyak. Proses hidrolisis umumnya terjadi pada minyak yang mengandung ester, misalnya pada minyak lavender. Proses ini akan membentuk asam bebas dan alkohol. Biasanya, pada proses penarikan air digunakan adsorben berupa senyawa  Na2SOanhidrat atau menggunakan kain teflon.
2.     Pengkelatan
          Pengkelatan adalah proses pengikatan logam dengan cara menambahkan senyawa pengkelat dan membentuk kompleks logam senyawa pengkelat. Proses pengkelatan dilakukan dengan cara yang sama dengan adsorbsi, hanya saja adsorben pada proses ini diganti dengan senyawa pengkelat. Senyawa pengkelat yang cukup dikenal dalam proses pemurnian minyak atsiri, yaitu asam sitrat, asam malat, asam tartarat dan EDTA.
3.     Deterpenasi
Deterpenasi merupakan proses penghilangan seluruh atau sebagian senyawa terpen yang terkandung dalam minyak atsiri. Setiap jenis minyak atsiri mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda sehingga pemisahan senyawa terpen dari masing-masing minyak membutuhkan proses yang khusus. Metoda umum pemisahan atau pengurangan terpen antara lain dengan metode distilasi bertingkat dalam kondisi vakum, ekstraksi secara selektif dengan menggunakan pelarut (cair-cair), dan kromatografi menggunakan silika gel.

Sumber : Buku Penuntun Praktikum “Teknologi Minyak Atsiri, Rempah dan Fitofarmaka”. Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB. 



2 komentar:

  1. Informasinya sangat bermanfaat..
    terima kasih gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama gan,.
      thanks udah mau berkunjung ke blog ane gan ^__^

      Hapus