Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi
perkebunan kelapa sawit.
“Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di
Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan
Sulawesi,” tutur Muhammad Ahsan, didampingi Basseri, Sadam, Ibnu Asfari,
Tarsius Arjoni, mahasiswa Pertanian Untan.
Bagian yang paling utama dari pohon kepala sawit adalah buahnya. Bagian
daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan
baku minyak goreng.
Kelebihan minyak nabati dari kelapa sawit adalah harga yang murah, rendah
kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak kelapa sawit juga
dapat diolah menjadi bahan baku minyak alcohol, sabun, lilin, dan industri
kosmetik.
Sisa pengolahan buah kelapa sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat
dimanfaatkan untuk tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan
pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar dan pembuatan arang aktif.
“Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman
penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang kedelai, kacang tanah, dan
lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan,” tuturnya.
Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang selama 22 tahun, juga turut
memengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha kelapa
sawit. Apalagi jenis tanaman ini termasuk tanaman yang paling tahan hama dan
penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
“Jika dilihat dari konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai angka
rata-rata 25 kg/th setiap orangnya. Kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan
dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi per kapita,” yakinnya.
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur,
berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm),
pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu.
Tanah latosol, ultisol, dan aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai,
dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit jenis
Dura biasa ditanam sebagai pohon induk dengan ciri-ciri daging buah tipis 20
hingga 65 persen, tebal tempurung 20 hingga 50 persen.
(Sumber : Theglobejournal.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar