Biogas didefinisakn sebagai gas yang dilepaskan jika
bahan-bahan organik (seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan
daun-daun hasil sortiran sayur) difermentasi atau mengalami proses metanisasi.
Biogas terdiri dari campuran metana (50-75%), CO2 (25-45%), serta
sejumlah kecil H2, N2, dan H2S.
Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai sebagai gas
alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan energi listrik. Kemampuan biogas
sebagai sumber energi sangat tergantung dari jumlah gas metana. Setiap 1m3
metana setara dengan 10 kWh. Nilai ini setara dengan 0,6 L fuel oil.
Sebagai energi alternatif, biogas bersifat ramah lingkungan
dan dapat mengurangi efek rumah kaca yang dapat menimbulkan masalah global warming. Pada dasarnya, proses
pembuatan sangat sederhana dan mudah. Cara yang paling umum digunakan yaitu
fermentasi terhadap bahan-bahan organik secara anaerobik di dalam digester.
Dalam pembuatan biogas, terdapat dua macam bakteri yang umum digunakan, yaitu
bakteri pembentuk asam dan bakteri pembentuk gas metana. Bkateri pembentuk asam
antara lain : pseudomonas, escherichia,
flavobacterium, dan alcaligenes.
Bakteri-bakteri tersebut akan mendegradasi bahan-bahan organik menjadi
asam-asam lemah. Selanjutnya, asam-asam tersebut didegradasi menjadi gas metana
oleh bakteri pembentuk gas metana seperti methanobacterium,
methanosarcina, dan methanococcus.
Penguraian bahan-bahan organik menjadi biogas melalui tiga
proses utama, yaitu hidrolisis,
asidifikasi dan metanisasi/fermentasi. Pada tahap hidrolisis terjadi
penguraian senyawa rantai panjang (seperti lemak, protein dan karbohidrat)
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Kemudian, pada tahap asidifikasi
terjadi proses pembentukan asam-asam organik dan pertumbuhan atau perkembangan
sel bakteri. Setelah itu, pada tahap metanisasi/ fermentasi terjadi
perkembangan sel mikroorganisme yang menghasilkan gas metana sebagai komponen
utama biogas.
Pada proses pembuatan biogas, kondisi operasi juga perlu
diperhatikan, seperti temperatur, pH, pengadukan dan bahan-bahan penghambat.
Perkembangbiakan bakteri sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pencernaan
anaerobik dapat berlangsung pada kisaran suhu 50C-550C.
Adapun temperatur optimum untuk menghasilkan biogas adalah 350C.
Sumber : Hambali, E et al. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : AgroMedia Pustaka