September 08, 2012

Jadikan Alam Raya Sebagai Guru Besar Kehidupan

Dikisahkan tatkala seorang guru sufi mendekati penghujung usia, salah seorang murid yang teramat mengaguminya bertanya kepadanya, “Guru, siapakah sesungguhnya yang telah menjadi guru Anda? Yang telah banyak mengajari ilmu pengetahuan?”
     Dengan santun sang guru menjawab, “Dalam hidup ini, aku memiliki ribuan guru yang tak mungkin aku sebutkan satu per satu kepadamu karena akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyebutnya, bisa berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Namun begitu, aku akan menceritakan beberapa di antara mereka kepadamu.
    “Salah satu di antara mereka adalah seorang pencuri. Suatu ketika, aku tersesat di gurun pasir dan ketika itu aku tiba di suatu desa, karena larut malam, maka semua tempat telah tutup. Tetapi, akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Lantas, aku bertanya kepadanya, “Dimana aku bisa menemukan penginapan? Lalu, dia berkata, “Sulit untuk menemukannya pada saat larut malam seperti ini, kalau mau engkau bisa menginap bersama ku, tetapi jika itu pun engkau mau menginap bersama seorang pencuri seperti ku.” Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya aku pun ikut menginap di rumah pencuri tersebut.
    “Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan dan setiap malam ia akan berkata kepadaku, ‘Sekarang aku akan pergi bekerja, engkau beristirahat dan berdo’a saja di rumah. Ketika dia kembali dari pekerjaanya (pencuri), aku pun bertanya,’Apakah engkau mendapatkan sesuatu?’ Dia menjawab, ‘Tidak malam ini, tetapi besok aku akan mencobanya kembali. Jika Tuhan berkehendak, besok aku pasti akan mendapatkan yang ku inginkan. Dia tidak pernah berputus asa dan patah semangat untuk mendapatkan yang ia cari dan walaupun pekerjaannya adalah seorang pencuri, ia tetap yakin bahwa Tuhan telah mengatur rezeki untuknya. (tapi jangan ditiru perbuatan mencurinya ya sobat,.hehe)

“Guruku yang lainnya adalah seekor anjing. Ketika aku pergi ke sungai, aku mendapati seekor anjing yang tengah kehausan. Pada saat anjing tersebut melihat ke air untuk meminumnya, ia melihat ada anjing lainnya di sana, yakni bayangannya sendiri dan anjing itu pun ketakutan.Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauhi sungai. Tetapi, karena begitu hausnya, anjing itu pun kembali lagi. Akhirnya, terlepas dari rasa takutnya, ia langsung melompat ke airnya, dan hilanglah bayangannya. Melihat kejadian itu, aku pun menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan : “Ketakutanmu hanyalah bayangan, ceburkan dirimu ke dalamnya, pasti rasa takutmu itu akan hilang persis seperti yang dilakukan oleh anjing tersebut.

“Guru yang selanjutnya adalah pohon pisang. Mengapa pohon pisang??? Bila kita perhatikan secara seksama, pohon pisang akan terus bertunas bila belum berbuah. Meski kita menebasnya berkali-kali, namun tetap saja pohon pisang itu hidup dan bertunas kembali. Tetapi, bila ia telah berbuah, cukup satu kali tebas saja, pohon pisang itu akan mati. Lalu, pelajaran apa yang dapat kita ambil dari pohon pisang tersebut? Ya, seharusnya kita hidup di dunia ini dapat mencontoh pohon pisang tersebut. Jangan pernah berhenti sebelum berakhir atau matilah engkau setelah memberikan manfaat kepada orang lain, persis seperti pohon pisang yang memilki karakter unik, ‘Bila belum berbuah, meski ditebas berkali-kali akan tetap kembali tumbuh sampai ia berbuah.’




Dikutip dari buku “The Islamic Golden Rules : 17 Aturan Emas Meraih Puncak Kesuksesan dan Kejayaan”, karya A. Mujib El Shirazy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar