Sejarah Teh Di
Indonesia
Tanaman teh
pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang
dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman
hias di Jakarta. Kemudian, pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F.
Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman
Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.
Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi Kebun
Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan,
Garut, Jawa Barat.
Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari Cina. Orang Cina daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di seluruh pelosok Indonesia aneka produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa diminum panas atau dingin, sebagai minuman penyegar atau obat.
Sistematika
Dalam istilah kekerabatan dunia tumbuh-tumbuhan, teh digolongkan
kedalam:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Sub Divisio :
Angiospermae
Class :
Dicotiledoneae
Ordo :
Guttiferales
Famili :
Tehaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camelia
sinensis
Karakteristik Teh
- Budidaya : kebanyakan teh tumbuh di Asia.
- Tanaman teh memerlukan curah hujan tinggi dan temperatur hangat hingga dingin.
- Daun teh yang dipetik merupakan daun muda dan pucuk daun; pemetikan dilakukan satu minggu sekali.
Kandungan Kimia Pada Daun Teh
Sangat menentukan mutu bubuk teh yang dihasilkan,
akibat adanya reaksi yang terjadi selama proses pengolahan, dan ini terkait
dengan “strength”, warna,
“flavour” dan rangsangan seduhan teh.
Komponen
|
Daun
Segar (%)
|
Teh
Hitam (%)
|
Selulosa dan serat kasar
|
34
|
34
|
Protein
|
17
|
16
|
Khlorofil dan pigmen
|
1,5
|
1
|
Pati
|
8,5
|
0,25
|
Tanin teh
|
25
|
18
|
Tanin teroksidasi
|
0
|
4
|
Kafein
|
4
|
4
|
Asam amino
|
8
|
9
|
Mineral
|
4
|
4
|
Abu
|
5,5
|
5,5
|
Kandungan polifenol dan kafein pada berbagai daun
Bagian
|
Polifenol (%)
|
Kafein (%)
|
Kuncup dan daun I
|
20
|
4
|
Daun-daun lain
|
11 – 14
|
2 – 3
|
Tangkai
|
4 – 9
|
1
|
Ranting
|
2 – 4
|
1
|
Catatan :
- Sistem petikan mempengaruhi jumlah daun muda dan daun tua serta ranting.
- Makin kasar petikan makin tinggi persentase daun tua dan ranting, makin rendah mutu bubuk teh yang dihasilkan
JENIS-JENIS TEH OLAHAN
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar