September 19, 2013

Beraneka Ragam Hasil Pengolahan Minyak Kelapa Sawit




Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
“Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi,” tutur Muhammad Ahsan, didampingi Basseri, Sadam, Ibnu Asfari, Tarsius Arjoni, mahasiswa Pertanian Untan.
Bagian yang paling utama dari pohon kepala sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng.
Kelebihan minyak nabati dari kelapa sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak kelapa sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alcohol, sabun, lilin, dan industri kosmetik.
Sisa pengolahan buah kelapa sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.
“Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang kedelai, kacang tanah, dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan,” tuturnya.
Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang selama 22 tahun, juga turut memengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit. Apalagi jenis tanaman ini termasuk tanaman yang paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
“Jika dilihat dari konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai angka rata-rata 25 kg/th setiap orangnya. Kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi per kapita,” yakinnya.
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur, berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu.
Tanah latosol, ultisol, dan aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai, dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit jenis Dura biasa ditanam sebagai pohon induk dengan ciri-ciri daging buah tipis 20 hingga 65 persen, tebal tempurung 20 hingga 50 persen.

(Sumber : Theglobejournal.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar