Oktober 15, 2012

TEH (Camelia sinensis)


            Sejarah Teh Di Indonesia
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Kemudian, pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.  Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat.
Kata teh (Camelia sinensis) berasal dari Cina. Orang Cina daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini di seluruh pelosok Indonesia aneka produk teh dijumpai sehari-hari. Teh bisa diminum panas atau dingin, sebagai minuman penyegar atau obat.

Sistematika
Dalam istilah kekerabatan dunia tumbuh-tumbuhan, teh digolongkan kedalam:
Kingdom              : Plantae
Divisio                 : Spermatophyta
Sub Divisio          : Angiospermae
Class                    : Dicotiledoneae
Ordo                     : Guttiferales
Famili                   : Tehaceae
Genus                   : Camelia
Spesies                 : Camelia sinensis

Karakteristik Teh
  • Budidaya : kebanyakan teh tumbuh di Asia.
  • Tanaman teh memerlukan curah hujan tinggi dan temperatur hangat hingga dingin.
  • Daun teh yang dipetik merupakan daun muda dan pucuk daun; pemetikan dilakukan satu minggu sekali.


Kandungan Kimia Pada Daun Teh
Sangat menentukan mutu bubuk teh yang dihasilkan, akibat adanya reaksi yang terjadi selama proses pengolahan, dan ini terkait dengan “strength”, warna,
“flavour” dan rangsangan seduhan teh.
Komponen
Daun Segar (%)
Teh Hitam (%)
Selulosa dan serat kasar
34
34
Protein
17
16
Khlorofil dan pigmen
1,5
1
Pati
8,5
0,25
Tanin teh
25
18
Tanin teroksidasi
0
4
Kafein
4
4
Asam amino
8
9
Mineral
4
4
Abu
5,5
5,5

Kandungan polifenol dan kafein pada berbagai daun
Bagian
Polifenol (%)
Kafein (%)
Kuncup dan daun I
20
4
Daun-daun lain
11 – 14
2 – 3
Tangkai
4 – 9
1
Ranting
2 – 4
1

Catatan :
  • Sistem petikan mempengaruhi jumlah daun muda dan daun tua serta ranting.
  • Makin kasar petikan makin tinggi persentase daun tua dan ranting, makin rendah mutu bubuk teh yang dihasilkan


JENIS-JENIS TEH OLAHAN
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar