Januari 16, 2013

Proposal Ternak Ayam Pedaging "Sinar Muda Mandiri Farm"


Pendahuluan
            Ayam broiler adalah jenis ayam dari ras pedaging. Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Daging ayam merupakan salah satu penyumbang kebutuhan protein hewani yang cukup tinggi disamping ikan dan telur.
Usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk menghasilkan daging dan meningkatkan konsumsi protein bagi masyarakat. Ayam broiler tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Keunggulan genetik yang dimiliki ayam broiler dan pemberian pakan yang baik mampu menampilkan performa produksi yang maksimal. Selain faktor genetik dan pakan, lingkungan kandang mempunyai peran yang besar dalam menentukan performa broiler dan keuntungan yang diperoleh peternak. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 populasi ayam ras sudah mencapai 1.249.952.000 ekor . Untuk di kabupaten Bogor, dinas peternakan provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencatat populasi ayam ras mencapai 15.771.780 ekor dan tahun 2011 populasinya meningkat lagi menjadi 17.175.302 ekor. Dari data ini terlihat bahwa populasi ayam ras pedaging atau ayam broiler terus mengalami perkembangan.
Hingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu kegiatan yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani yang bermutu dan bernilai gizi tinggi. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara lain, laju pertumbuhan ayam yang lebih cepat dibandingkan dengan komoditas ternak lainnya, permodalan yang relatif lebih kecil, penggunaan lahan yang tidak terlalu luas serta kebutuhan dan kesadaran masyarakat meningkat akan kandungan gizinya. Sehingga kondisi ini menuntut adanya penyediaan daging ayam yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Tujuan Kegiatan
Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengembangkan potensi peternakan ayam pedaging sehingga mampu membuka peluang kerja baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (income) dan kesejahteraan hidup. Manfaat dari usaha peternakan ini adalah :
  • Mengembangkan potensi peternakan ayam pedaging
  • Menambah pengalaman dan meningkatkan kerja sama ( team work ) dalam manajemen usaha
  • Membuka peluang kerja baru
  • Meningkatkan pendapatan atau penghasilan
  • Membantu dalam memenuhi kebutuhan daging (protein hewani) 

Jenis Usaha
Jenis usaha yang dimaksud adalah peternakan ayam pedaging, “Sinar Muda Mandiri Farm”.

Lokasi Pemeliharaan
Usaha peternakan ayam pedaging ini berlokasi di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Bogor.

Deskripsi Usaha
Usaha ini bergerak di bidang budidaya ayam pedaging. Usaha ini dikelola oleh tiga orang sebagai pemilik usaha dan untuk jangka pendek dibantu oleh satu orang karyawan. Sementara untuk jangka panjangnya diharapkan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan.
Peternakan ayam pedaging ini dimulai dari pemeliharaan DOC ( day old chick) sampai waktu panen sekitar 1 bulan dengan perawatan yang intensif. Untuk tempat atau kandang beserta perlengkapan yang lainnya seperti tempat pakan dan minum sudah tersedia. Jadi, pemilik modal atau usaha hanya perlu menyediakan biaya sewa kandang dan perlengkapan tersebut, sementara untuk DOC dibeli dari peternak lain yang menyediakan bibit DOC.

Strategi Pemasaran
Untuk pemasarannya, pada tahap awal hasil ternak akan dipasarkan langsung ke pasar-pasar tradisional baik yang ada di sekitar peternakan maupun pasar lain yang ada di Bogor dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar untuk mengetahui berapa kebutuhan ayam pedaging ini dipasaran. Selain itu, hasil ternak juga dapat dipasarkan langsung kepada konsumen seperti masyarakat sekitar dan warung-warung makan. Untuk tahap-tahap selanjutnya akan lebih mudah karena diharapkan usaha peternakan ini sudah mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil ternak.

Analisis Usaha
No
Uraian
Satuan
Harga per Satuan
Jumlah
A.           Biaya Investasi
1.
Sewa Kandang
12 Bulan
Rp612.000
Rp7.344.000
2.
Pemanas Semawar
3 Buah
Rp350.000
Rp1.050.000
3.
Peralatan Makan dan Minum
1 Paket (91 buah)
Rp30.000
Rp2.730.000
Total
Rp11.124.000
B.            Biaya Variabel (Operasional)
1.
Pembelian DOC
2000 Ekor
Rp2000
Rp4.000.000
2.
Pakan Ayam*
60 Karung
Rp330.000
Rp19.800.000
3.
Vaksin dan Vitamin*
1 Paket (per bulan)
Rp700.000
Rp700.000
4.
Sekam*
30 Karung
Rp5000
Rp150.000
5.
Pembelian Gas
15 Tabung
Rp13.000
Rp195.000
6.
Gaji Karyawan
1 Orang
Rp300/ekor
Rp600.000
7.
Konsumsi Karyawan (makan)
1 Orang
Rp10.000/hari
Rp300.000
8.
Transportasi
-
Rp60.000
Rp60.000
Total
Rp25.805.000
Keterangan : *) diambil dari pengalaman peternak ayam pedaging

Total Biaya Produksi : Biaya Investasi + Biaya Variabel
                                     : Rp11.124.000 + Rp25.805.000
                                     : Rp36.929.000


a.                  Pendapatan
Asumsi bobot rata-rata ayam per ekor 1,6-2 Kg dan tingkat kematian ayam pada saat pemeliharaan hingga panen 5%
1938 ekor x 1,6Kg x Rp 13.000/Kg                                             Rp40.310.400,-
Penjualan Kotoran Ayam 100 karung x Rp3000/karung           Rp300.000
Total pendapatan    Rp 40.610.400,-

b.                 Keuntungan
Total keuntungan   = Total pendapatan – Total biaya produksi
     = Rp 40.610.400 – Rp36.929.000
                 = Rp3.681.400/bulan
c.                  Analisis R/C
            R/C = Total Pendapatan/ Total Biaya Produksi
                   = Rp40.610.400/Rp36.929.000
                   = 1,1

d.                 Pay Back Period
           Pay back periode  =(Total investasi / keuntungan per bulan) x 1 bulan
                                                    = (Rp11.124.000/Rp3.681.400)x 1 bulan
                                                    = 3,02 bulan

Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan, semoga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang usaha peternakan ayam pedaging ini. Kami ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya baik moral maupun materiil dengan harapan semoga usaha ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta berkelanjutan untuk kedepannya.

Januari 01, 2013

Manfaat Susu Sapi dan Kandungannya

Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain.

Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain.

Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis (immunological protection) bagi bayi mamalia. Sejarah manusia mengonsumsi susu sapi telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi, ketika manusia mulai mendomestikasi ternak penghasil susu untuk dikonsumsi hasilnya. Daerah yang memiliki peradaban tinggi seperti Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani diduga sebagai daerah asal manusia pertama kali memelihara sapi perah.

Hal tersebut ditunjukkan dari berbagai bukti berupa sisa-sisa pahatan gambar sapi dan adanya kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap sapi sebagai ternak suci. Pada saat itu pula susu telah diolah menjadi berbagai produk seperti mentega dan keju. Ketersediaan susu di zaman modern ini merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan tentang susu yang telah berusia ribuan tahun dengan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan modern.

Prof. Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada menyatakan, komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase, pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A, vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari masing-masing komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor bangsa (breed) dari sapi.
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu, kasein (protein susu), dan laktosa (karbohidrat susu).

Lemak susu
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4% – 5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (fatty acid) melalui ikatan-ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil (carboxyl group). Salah satu contoh dari asam lemak susu adalah asam butirat (butyric acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.

Protein susu
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida (peptide linkages). Beberapa protein spesifik menyusun protein susu. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa.

Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.

Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.

Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein.

Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.

Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).


Karbohidrat susu
Karbohirat merupakan zat organik yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dapat dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula-gula sederhana (simple sugars) dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida, disakarida, dan polisakarida merupakan beberapa kelompok karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis disakarida lainnya, semacam sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam kali rasa manis sukrosa.

Laktosa dapat memengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih. Keberadaan laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus.

Enzim laktase merupakan enzim usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna laktosa dalam susu. Enzim adalah suatu zat yang bekerja sebagai katalis untuk melakukan perubahan kimiawi, tanpa diikuti perubahan enzim itu sendiri. Jika kekurangan enzim laktase dalam tubuhnya, manusia akan mengalami gangguan pencernaan pada saat mengonsumsi susu. Laktosa yang tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus besar dan akan memengaruhi keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat memasuki usus. Peristiwa tersebut lazim dinamakan intoleransi laktosa.

Pada saat bayi, manusia memproduksi sejumlah banyak enzim laktase untuk mencerna susu. Namun, enzim laktase ini biasanya berkurang pada saat dewasa yang pada akhirnya menyebabkan manusia tersebut tidak mampu mencerna laktosa. Kejadian ini biasanya terjadi pada seseorang yang tidak terbiasa mengonsumsi susu segar sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari. Akibatnya pada saat dewasa tidak memiliki kekebalan terhadap laktosa, sehingga orang tersebut akan takut mengonsumsi susu segar. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah susu menjadi produk lain seperti yoghurt. Pada yoghurt, laktosa dipecah menjadi lebih sederhana dengan bantuan bakteri. Intoleransi laktosa disebabkan pula pengaruh genetik

Sumber : Herbal Indonesia January 9‚ 2011